Kamis, 26 September 2013

Masalah Pembelajaran IPS di sekolah dan Solusinya





            Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa antara lain dengan mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ada beberapa macam usaha yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia, misalnya dengan membenahi lembaga pendidikan, meningkatkan mutu guru, memperbaiki proses pembelajaran, dan mengembangkan kemampuan siswa baik ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.
            Dalam mengembangkan kemampuan siswa, pendidik harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran yang baik dan berkualitas memiliki fungsi dan tujuan untuk mengaktifkan siswa di dalam kelas serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas, apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas, serta meningkatnya pemahaman siswa di dalam kelas. Untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa di dalam kelas, maka perlu dibuat suatu rencana pembelajaran yang baik.
            Pembelajaran IPS  khususnya di sekolah dasar, menunjukan indikasi bahwa pola pembelajaran yang di kembangkan oleh guru cenderung bersifat teks book oriented, hanya memindahkan pengetahuan secara utuh yang ada di kepala guru kepada kepala murid. Akibatnya guru telah merasa mengajar dengan baik, namun pada kenyataannya murid tidak belajar. Disamping itu pola pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa jenuh, siwa tidak di ajarkan berpikir logis hanya mementingkan pemahaman dan hafalan. Hal ini yang membuat pelajaran ini kurang di gemari banyak siswa, pembelajar IPS terkesan tidak menarik bagi siwa karena ruang lingkupnya yang luas. Sebagian siswa merasa stres dengan pembelajaran ini karena banyaknya materi yang harus di hafal, sehingga kemampuan berpikir logis, kemampuan mengingat dan konsentrasi jadi menurun. Siswa menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang monoton dan kurang bervariasi, di perparah lagi sama cara guru yang mengajarkannya terlalu teoritis serta tidak menggunakan media pembelajaran.
            Selain itu, kejenuhan dalam pembelajaran IPS akan membuat siswa kurang  fokus dalam belajar. Ketika siswa jenuh, siswa lebih memilih hal-hal yang menurut mereka lebih menyenangkan, seperti mengobrol dengan temannya atau juga asik dengan imajinasinya sendiri. Hal seperti itu akan berpengaruh terhadap penguasaan materi pelajaran. Siswa tidak akan menyerap apa yang akan di paparkan oleh guru apa bila keadaan siswanya tidak dalam keadaan siap belajar.
            Proses pembelajar yang menyenangkan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan suatu pembelajaran karena ketika pembelajaran itu di lakukan dengan cara yang menyenangkan, maka materi yang di pelajari akan mudah di terima dan di mengerti dengan baik oleh siswa. Untuk mengatasi pembelajaran IPS agar tidak monoton dan lebih bervariasi, maka dapat di gunakan media pembelajaran. Tujuan penggunaan media pembelajaran tersebut adalah untuk memperjelas penyampaian materi pelajaran serta memfokuskan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. Menciptakan suasana belajar yang variatif dan aktif sangatlah penting, oleh karenanya pemilihan strategi dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat merupakan salah satu kuncinya.
            Ada beberapa hal yang di keluhkan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS, misalkan fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang tidak sesuai dengan kebutuhan, ketidaksiapan dari guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan IPS secara modern melalui media yang canggih.
            Dalam pembelajaran di kelas, guru IPS kurang menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan masih kurang menggunakan metode diskusi di dalam kelas. Ada beberapa metode pembelajaran yang harus divariasikan oleh guru di kelas, misalnya tanya jawab, kartu berpasangan, mind mapping dan lain sebagainya. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru sudah baik, namun masih kurang menggali kemampuan siswa untuk menemukan ide-ide baru dan berdiskusi.
            Pembelajaran IPS yang masih jarang menggunakan kegiatan diskusi, bukan merupakan masalah utama dalam proses pembelajaran di kelas. Ada berbagai macam masalah yang sering dialami oleh guru IPS di dalam kelas, misalnya siswa belum aktif di dalam kelas yang ditandai dengan siswa jarang mengeluarkan pendapat maupun bertanya, siswa ribut sendiri bersama temannya saat proses pembelajaran, dan siswa belum aktif dalam kegiatan kelompok.
            Untuk membuat siswa bisa aktif, guru disini sangat berperan karena di usahakan seorang guru harus bisa mengkondisikan siswanya untuk bisa terlibat aktif dalam diskusi kelas dan di usahakan murid harus dalam kondisi yang siap menangkap semua pelajaran yang akan di bahas di dalam kelas. Disini guru di tuntut untuk bisa meningkatkan kualitasnya, menurut Depdiknas (2005) peningkatan kualitas guru dapat dilihat dari kinerjanya. beberapa indikator kualitas perilaku pembelajaran guru dapat dicermati antara lain pada: (1) Kemampuan guru dalam membangun perspepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar; (2) Penguasaan ilmu yang luas dan mendalam serta mampu memilih, menata, mengemas, dan menyajikan materi sesuai kebutuhan siswa; (3) Kemampuan memahami keunikan setiap siswa dengan segenap kelebihan dan kekurangannya; (4) Kemampuan memahami lingkungan keluarga, sosial budaya, dan kemajemukan masyarakat tempat kehidupan siswa; (5) Kemampuan mengelola pembelajaran yang mendidik berorientasi pada siswa yang tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembalajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi siswa; (6) Kemampuan mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan secara berkelanjutan.
            Kualitas perilaku dan dampak belajar siswa dapat dilihat dari kemampuan mereka.
            Antara lain: (1) Kemampuan memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar; (2) Kemampuan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketrampilan; (3) Kemampuan memperluas dan memperdalam pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh; (4) Kemampuan menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya secara bermakna; (5) Kemampuan membangun kebiasaan berfikir, bersikap, dan bekerja produktif. Kualitas Iklim belajar mencakup: (1) Kondisi suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pembelajaran yang produktif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (2) Adanya keteladanan, prakarsa, dan kreativitas yang dilakukan guru sebagai model. Kualitas materi pembelajaran dapat diketahui dengan indikator antara lain: (1) Adanya kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa; (2) Adanya keseimbangan keluasan dan kedalaman materi dengan jumlah waktu yang dirancang; (3) Penyajian dilaksanakan secara sistematis dan kontekstual; (4) Mampu memberikan peluang bagi siswa untuk belajar aktif secara maksimal. Kualitas media pembelajaran ditandai dengan ciri -ciri antara lain: (1) Mampu mewujudkan pengalaman belajar bermakna bagi siswa; (2) Mampu menfasilitasi terjadinya interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, dan guru dengan guru; (3) Mampu memperkaya pengalaman belajar bagi siswa; (5) Mampu mengubah suasana belajar dari pasif menjadi aktif.
            Kualitas pembelajaran di sekolah diandai dengan ciri-ciri antara lain: (1) Sekolah mampu menonjolkan ciri khasnya sebagai sekolah yang memiliki keunggulan; (2) Sekolah selalu responsif terhadap berbagai tantangan internal dan eksternal; (3) Memiliki perencanaan y ang matang dan strategis dakam bentuk rencana strategis dan rencana operasional sekolah; (4) Adanya semangat perubahan dari warga sekolah melalui berbagai aktivitas pengembangan; (5) Adanya mekanisme pengendalian mutu dan penjaminan mutu sekolah.
            Jadi menurut pengamatan penulis, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di sekolah, semua aspek harus berperan maksimal seperti kualitas guru yang harus maksimal dalam mengajar, sarana dan prasarana yang harus memadai, kondisi iklim yang kondusif untuk kenyamanan pembelajaran dan media-media yang bisa membantu pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan.


Acep Suwarna adalah penulis artikel ini, ia adalah seorang mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia, ia aktif di berbagai kegiatan di kampus diantaranya adalah Koprasi Mahasiswa (KOPMA) dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam (HIMAIPAI).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar